PENGARUH PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PRESTASI KERJA TERHADAP KARIR
PEGAWAI
KOTA TANGERANG
oleh:
Lulu
Putri Utami 2221132440
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN
2015
A.
JUDUL PENELITIAN
Adapun judul yang akan saya bahas iyalah : " PENGARUH
PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
PRESTASI KERJA TERHADAP KARIR PEGAWAI PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KELAS IIA KOTA TANGERANG " yang berjenis penelitian Kuantitatif.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan identifikasi diatas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut
1.
Bagaimana pengaruh program pelatihan terhadap
karir pegawai pada lembaga pemasyarakatan wanita kelas II A Kota Tangerang ?
2.
Bagaimana pengaruh pengembangan prestasi kerja
terhadap karir pegawai pada lembaga pemasyarakatan wanita kelas II A Kota
Tangerang ?
3.
Bagaimana pengaruh program pelatihan dan
pengembangan prestasi kerja terhadap karir pegawai pada lembaga pemasyarakatan
wanita kelas II A Kota Tangerang ?
C.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengaruh program pelatihan terhadap
karir pegawai pada lembaga pemasyarakatan wanita kelas II A Kota Tangerang.
2.
Untuk mengetahui pengaruh pengembangan prestasi
kerja terhadap karir pegawai pada lembaga pemasyarakatan wanita kelas II A Kota
Tangerang.
3.
Mengetahui pengaruh program pelatihan dan
pengembangan prestasi kerja terhadap karir pegawai pada lembaga pemasyarakatan
wanita kelas II A Kota Tangerang.
D. TINJAUAN TEORI
A. Teori
tentang Pelatihan
Pelatihan
adalah suatu proses di mana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk
membantu mencapai tujuan organisasi. Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah
proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan
semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik,
sesuai dengan standar. Melalui pelatihan, karyawan terbantu mengerjakan
pekerjaan yang ada, dapat meningkatkan keseluruhan karir karyawan, dan membantu
mengembangkan tanggung jawabnya di masa depan. Pelatihan adalah proses
terintegrasi yang digunakan oleh perusahaan untuk memastikan karyawan bekerja
untuk mencapai tujuan organisasi. Secara definisi pelatihan adalah proses
mengajar keterampilan yang dibutuhkan karyawan baru dan lama untuk melakukan
pekerjaannya (Dessler, 2006).
Pendapat
Dessler ini bisa menjadi pijakan untuk memahami pelatihan. Bahwa memang benar
pelatihan disini bukan hanya program untuk karyawan baru tetapi juga untuk
karyawan lama sebagai cara untuk ”update” keterampilan agar semakin optimal
dalam pekerjaanya. Pelatihan yang diberikan perusahaan harus benar-benar
diturunkan dari rencana strategis perusahaan sehingga bentuk pelatihan sendiri
bisa menyesuaikan dengan rencana tersebut. Dengan begitu pelatihan yang
dilakukan tidak akan sia-sia dan kebutuhan perusahaan akan SDM berkualitas
sebagai pendukung sasaran perusahaan bisa tercapai.
Pelatihan
berkaitan dengan keahlian dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan
saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu karyawan untuk
mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil melaksanakan pekerjaan”.
Pelatihan dalam hal ini adalah proses pendidikan yang di dalamnya ada proses
pembelajaran yang dilaksanakan dalam jangka pendek. Pelatihan ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga mampu
meningkatkan kompetensi individu untuk menghadapi pekerjaan di dalam organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dengan demikian dapat simpulkan
bahwa pelatihan sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan kinerja saat ini dan
kinerja mendatang.
Pelatihan
merupakan proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu agar karyawan
menjadi terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik,
pelatihan juga merupakan investasi SDM (human investment) dan suatu proses
sehingga karyawan mendapat kapabilitas dalam membantu pencapain tujuantujuan
organisasional. Dengan demikian pelatihan memberikan pengetahuan dan kemampuan
yang spesifik yang bermanfaat bagi penyelesaian tugas-tugas yang diberikan
perusahaan. (Mangkuprawira 2004, Simanjuntak 2005, dan Mathis 2009)
Berdasarkan
pendapat ketiga ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu
program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan kepada seseorang untuk
meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umum
dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi. Tujuan
Pelatihan Tujuan perusahaan menyelenggarakan pelatihan terhadap karyawan karena
perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam kinerja karyawan, sehingga
sesuai dengan tujuan perusahaan.
1. Analisis
Kebutuhan Pelatihan (Training Needs Analysis)
Analisis kebutuhan pelatihan sangat penting
yaitu, untuk menghindari terjadinya pemberian suatu pelatihan yang tidak tepat
yang akan berakibat pada penggunaan waktu dan uang perusahaan yang sia-sia,
maka perlu dilakukan identifikasi kebutuhan pelatihan. Definisi mengenai
kebutuhan pelatihan telah disepakati oleh sebagian besar para ahli. Untuk
menentukan kebutuhan dapat diperoleh dari persamaan berikut ini: kinerja
standar – kinerja aktual = kebutuhan pelatihan. kerangka kerja untuk
mengembangkan rencana pelatihan mengandung empat tingkatan pokok. Masing-masing
adalah sebagai berikut :
1. Mengatur strategi: Manajer-manajer SDM dan
pelatihan harus lebih dahulu bekerja sama dengan manajemen untuk menentukan
bagaimana pelatihan akan terhubung secara strategis pada rencana bisnis
strategis, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan
organisasional.
2. Merencanakan: Perencanaan harus terjadi
dengan tujuan untu menghadirkan pelatihan yang akan membawa hasil-hasil positif
untuk organisasi dan karyawannya. Sebagai bagian dari perencanaan, tujuan dan
harapan dari pelatihan harus diidentifikasikan serta diciptakan agar tujuan
pembelajaran yang dapat diukur dan spesifik untuk melacak efektivitas
pelatihan.
3. Mengorganisasi: Kemudian, pelatihan
tersebut harus diorganisasikan dengan memutuskan bagaimana pelatihan akan
dilakukan, mendapatkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan, dan mengembangkan
intervensi-intervensi pelatihan. Semua aktivitas ini memuncak dalam pelatihan yang
sesungguhnya.
4. Memberi pembenaran: Akhirnya,
mengukur dan mengevaluasi pada tingkat mana pelatihan memenuhi tujuan akan
mengesahkan usaha-usaha pelatihan. Kesalahan
- kesalahan di masa lalu dalam pelatihan dapat secara
eksplisit diidentifikasi dalam tahap ini. Belajar dari berbagai kesalahan
selama masa pelatihan akan menghasilkan cara efektif untuk meningkatkan
pelatihan di masa depan. Pelatihan dirancang untuk membantu organisasi mencapai
tujuan-tujuannya. Oleh sebab itu, penilaian dari kebutuhan pelatihan
organisasional mencerminkan diagnostik dari penentuan tujuan-tujuan pelatihan.
Penilaian ini melihat pada masalah-masalah kinerja karyawan dan organisasional
untuk menentukan apakah dengan diadakannya pelatihan akan menolong
2.
Tahap-tahap
Pelatihan
Pelatihan dirasa penting manfaatnya
karena tuntutan pekerjaan dan jabatan sebagai akibat dari perubahan situasi dan
kondisi kerja, kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan dalam
organisasi. Menurut Hasibuan (2003) bahwa,
Proses
atau langkah-langkah pelatihan hendaknya dilakukan dengan memperhatikan: Sasaran, Kurikulum, Sarana, Peserta,
Pelatihan, Pelaksanaan. Setiap pelatihan harus terlebih dahulu ditetapkan
secara jelas sasaran yang ingin dicapai agar pelaksanaan program pelatihan
dapat diarahkan ke pencapaian tujuan organisasi.
Sedangkan Siagian (2003) menyatakan berbagai
langkah perlu ditempuh dalam pelatihan yaitu: a) Penentuan kebutuhan, b)
Penentuan sasaran, c) Penetapan isi program, d) Identifikasi prinsip-prinsip belajar,
e) Pelaksanaan program, f) Identifikasi manfaat, g) Penilaian pelaksanaan
program.
a. Penentuan Kebutuhan Pelatihan
diselenggarakan apabila kebutuhan itu memang ada. Penentuan kebutuhan itu harus
didasarkan pada analisis yang tepat karena penyelenggaraan pelatihan biasanya
membutuhkan dana yang cukup besar.
b. Penentuan Sasaran Berdasarkan
analisis kebutuhan maka sasaran pelatihan ditetapkan. Sasaran yang ingin
dicapai dengan bersifat teknikal akan tetapi dapat pula menyangkut
keperilakuan.
c. Penetapan Isi Program Pelatihan harus
jelas diketahui apa yang ingin dicapai sesuai dengan hasil analisis kebutuhan
dan sasaran yang telah dilakukan.
d. Identifikasi Prinsip-prinsip Belajar
Penerapan prinsip belajar yang baik maka berlangsungnya proses belajar mengajar
dapat dilakukan dengan cepat, pada dasarnya prinsip belajar yang layak
dipertimbangkan untuk diterapkan berkisar pada lima hal yaitu, partisipasi,
repetisi, relevansi, pengalihan dan umpan balik
e. Pelaksanaan Program Tepat tidaknya
teknik mengajar yang digunakan sangat tergantung pada berbagai pertimbangan
yang ingin ditonjolkan, seperti penghematan dalam pembiayaan, materi program,
tersedianya fasilitas tertentu, preferensi dan kemampuan peserta, preferensi
dan kemampuan pelatih dan prinsip-prinsip belajar yang hendak diterapkan.
f. Identifikasi Manfaat Setelah program
pelatihan dilaksanakan maka dapat diidentifikasi manfaat yang diperoleh
pegawai, misalnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai.
g. Penilaian Pelaksanaan Program
Pelaksanaan suatu program pelatihan dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri
peserta tersebut terjadi transformasi, dengan peningkatan kemampuan dalam
melaksanakan tugas dan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos
kerja.
3.
Metode-metode
Pelatihan
Dalam beberapa kasus, tidaklah layak
untuk belajar sambil menjalankan pekerjaan. Meskipun semakin banyak pelatihan
yang dilaksanakan secara on the job pada waktu karyawan membutuhkan pelatihan,
masih banyak program yang dilaksanakan di luar tempat kerja. Lepas dari apakah
program dilaksanakan secara in house atau dialihdayakan, perusahaan-perusahaan
menggunakan sejumlah metode untuk menyampaikan pengetahuan dan keterampilan
kepada angkatan kerjanya dan biasanya dengan lebih dari satu metode, disebut
pelatihan campuran (blended training), digunakan untuk menyampaikan pelatihan.
Menurut Mondy (2008) metodemetode
pelatihan tersebut adalah :
1. Arahan Instruktur Metode arahan
instruktur (instructur-led) tetap efektif untuk banyak jenis pelatihan. Salah
satu manfaat pelatihan dengan arahan instruktur adalah bahwa si instruktur bisa
menyampaikan sejumlah besar informasi dalam waktu relatif singkat.
2. Studi Kasus Studi kasus (case study) adalah
metode pelatihan di mana para trainee mempelajari informasi yang diberikan
dalam sebuah kasus dan mengambil keputusan berdasarkan hal tersebut. Informasi
tersebut dapat berupa laporan kondisi finansial perusahaan dan lingkungan
perusahaan tersebut.
3. Pemodelan Perilaku Permodelan perilaku
(behavior modeling) adalah metode pelatihan yang memungkinkan seseorang untuk
belajar dengan meniru atau mereplikasikan perilaku orang-orang lainnya untuk
menunjukkan kepada para manajer cara menangani berbagai situasi. Permodelan
perilaku telah digunakan untuk melatih para supervisor dalam tugas-tugas
seperti menjalankan tinjauan penilaian kinerja, memperbaiki kinjer yang buruk,
mendelegasikan pekerjaan, meningkatkan kebiasaan kerja yang aman, menangani
keluhan-keluhan diskriminasi,
memberi orientasi para karyawan baru, dan menangani orang-orang atau
kelompok-kelompok yang berkonflik.
4. Permainan Peran Permainan peran
(role-playing) adalah metode pelatihan di mana para peserta diminta untuk
merespons permasalahan-permasalahan khusus yang mungkin muncul dalam pekerjaan
mereka dengan meniru situasi-situasi dunia nyata. Dan bukan mendengarkan
instruktur berbicara mengenai cara memecahkan masalah atau mendiskusikannya,
mereka belajar dengan cara melakukannya (learning by doing).
5. Permainan Bisnis Permainan bisnis
(business games) adalah metode pelatihan yang metode pelatihan yang
memungkinkan para peserta untuk mengambil peran-peran seperti presiden,
controller atau vice president pemasaran dari dua oeganisasi bayangan atau
lebih dan bersaing satu sama lain dengan memanipulasi faktor-faktor yang
dipilih dalam suatu situasi bisnis tertentu. Para peserta mengambil
keputusankeputusan yang mempengaruhi tingkat harga, volume produksi dan tingkat
persediaan.
6. In-Basket Training In-basket training
adalah metode pelatihan di mana para peserta diminta menyusun prioritas dan
kemudian menangani sejumlah dokumen bisnis, pesan email, memo, laporan, dan
pesan telepon yang biasanya melewati meja seorang manajer. Pesan-pesan
tersebut, disajikan tidak dalam urutan tertentu. Peserta harus bertindak
berdasarkan informasi yang termuat dalam pesan-pesan tersebut. Dalam metode
ini, trainee menetapkan prioritas pada setiap situasi tertentu sebelum
mengambil keputusan.
7. On-the-Job Training On the job training
adalah metode pelatihan informal yang memungkinkan seorang karyawan untuk
mempelajari tugas-tugas pekerjaan dengan mengerjakan secara nyata. Kunci dari
pelatihan ini adalah transfer pengetahuan dari karyawan yang sangat terampil
dan berpengalaman kepada seorang karyawan baru, sembari memelihara
produktivitas kedua karyawan tersebut.
8. Rotasi Pekerjaan Rotasi pekerjaan
(job rotation) atau sering disebut pelatihan silang adalah metode pelatihan di
mana para karyawan berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya untuk
memperluas pengalaman mereka. Tugas-tugas tingkat tinggi seringkali membutuhkan
cakupan pengetahuan tersebut. Program-program pelatihan rotasional membantu
para karyawan memahami beragam pekerjaan dan kesalingtergantungan di antara pekerjaan-pekerjaan
tersebut, sehingga meningkatkan produktivitas. Rotasi pekerjaan sering
digunakan oleh organisasiorganisasi untuk mendorong efektivitas kerja tim.
9. Magang Program magang (internship)
adalah metode rekrutmen yang biasanya melibatkan para mahasiswa perguruan
tinggi yang membagi waktu mereka antara mengikuti kuliah dan bekerja untuk
sebuah organisasi. Magang sebagai metode pelatihan memungkinkan para peserta
untuk mengintegrasikan teori yang dipelajari di kelas dengan praktik-praktik
bisnis.
10. Pelatihan Pemula Pelatihan pemula
(apprenticeship training) adalah metode pelatihan yang mengkombinasikan
instruksi di kelas dengan on the job training. Pelatihan ini umum dalam
pekerjaan-pekerjaan yang banyak membutuhkan keterampilan. Karena sedang
menjalani pelatihan, karyawan yang bersangkutan mendapatkan bayaran lebih
sedikit dari karyawan yang menjadi instrukturnya. Program ini berlangsung
antara dua hingga lima tahun, dengan lama rata-rata empat tahun.
B. Teori Prestasi Kerja
Keahlian dan pengalaman merupakan dua
kualifikasi yang sering diperhatikan dalam pemilihan tenaga kerja. Pada umumnya
organisasi lebih mengarah untuk memilih tenaga kerja yang berpengalaman, tetapi
hal ini bukan menjamin dalam penyelesaian tugas dengan baik apabila tidak didukung
dengan intelegensi baik pula,karena sumber daya manusia yang sangat berpengaruh
dalam menentukan maju dan mundurnya suatu perusahaan atau organisasi baik
swasta maupun pemerintahan. Prestasi Kerja adalah hasil pelaksanaan suatu
pekerjaan, baik bersifat fisik/material maupun non-fisik/non-material. Setiap
pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana terdapat di dalam
Deskripsi Pekerjaan/Jabatan, perlu dinilai hasilnya setelah tenggang waktu
tertentu. Nawawi (2011 ; 236) Istilah prestasi kerja berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance (Prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang).
Pengertian kinerja (Prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dam kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya Mangkunegara (2009 ; 67). Ahli lain mendefinisikan kinerja pegawai
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas –
tugas yang dibebankan kepadanya 15 yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman
serta kesungguhan dalam waktu Hasibuan (2005 ; 34). Penilaian prestasi kerja
adalah proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
pegawai. Kegiatan diatas memperbaiki keputusan-keputusan personalia memberikan
umpan balik kepada pagawai tentang pelaksanaan kerja mereka. Dengan adanya
penilaian prestasi kerja dari atasan akan dapat mendorong mereka bergairah
dalam bekerja Manulang,(2004; 97) Penilaian prestasi kerja merupakan alat dari
pada manajemen untuk mengontrol prestasi kerja setiap tenaga kerja atau pegawai
serta sebagai bahan informasi untuk meluruskan berbagai kebijakan personalia.
Penilaian prestasi kerja pada pegawai mencakup beberapa hal :
1. Perbaikan kinerja
2. Pengembangan karyawan.
3. Keputusan kompensasi
4. Keterampilan berkomunikasi.Dale,
Yolder (2004 ; 1)
Bagi para pegawai penilaian prestasi ini
berperan sebagai umpan balik tentang hal seperti kemauan, kekurangan, dan
potensinya, yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur,
rencana, dan pengembangan karir. Bagi organisasi, hasil penilaian prestasi
kerja para pegawai sangat penting arti dan peranannya dalam mengambil keputusan
seperti : identifikasi kebutuhan program, pendidikan dan pelatihan, rekrutmen,
seleksi, program pengenalan, 16 penempatan, promosi, system imbalan, dan
berbagai aspek lain keseluruhan proses manajen sumber daya manusia secara
efektif.
Kepuasan prestasi kerja merupakan sarana
dalam mencapai prestasi kerja. Prestasi. Prestasi kerja adalah hasil kerja yang
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Mangkunegara (2005 ; 67). Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang di capai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang di bebankan kepadanya yang di
dasarkan kepada kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.Malayu
SP.Hasibuan(2005 ; 95).
Prestasi kerja merupakan gabungan dari
tiga faktor penting, yaitu :
1. Kemampuan dan minat seorang pekerja.
2. Kemampuan dan penerimaan atas
penjelasan tugas.
3. Peran dan tingkat motivasi seorang
pekerja.Malayu SP. Hasibuan (2005 ; 94)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan kemampuan atau kualitas seorang
pegawai dalam memahami dan mengetahui kerja. Hal ini diperkuatan oleh Pangabean
S, Mutiara (2004 ; 12) yang mengemukakan bahwa “prestasi kerja adalah suatu
proses yang bertujuan untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja pegawai
dibandingkan dengan tingkat kinerja pegawai yang lain atau dengan standar yang
telah ditetapkan”.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Nainggolan bahwa prestasi kerja adalah “ hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam 17 melaksanakan tugas yang telah
dibebankan kepadanya” prestasi kerja seorang pegawai negeri sipil dipengaruhi
oleh : a. Kecakapan b. Keterampilan c. Pengalaman d. Kesungguhan Nainggolan
(2004 ; 123) Handoko, T. Hani (2004 ;131) mengatakan bahwa prestasi kerja
adalah suatu bagian untuk memajukan karier. Hal ini menjadi dasar semua
kegiatan menggambaran karier lainnya.karena kemajuan karir sangat tergantung
pada prestasi kerja yang dihasilkan.
Selanjutnya, Untuk mewujudkan prestasi
kerja yang berkualitas dapat dinilai dari dua hal yang mempengaruhunya
Pangabean S, Mutiara(2004 ;21)kedua hal tersebut antara lain, yaitu : a. Kerja
Kerja adalah suatu pengorbanan baik jasa jasmani, pikiran untuk menghasilkan
barang-barang atau jasa-jasa dengan memperoleh imbalan prestasi tertentu. b.
Semangat kerja Semangat kerja adalah kondisi dari sebuah kelompok dimana ada tujuan
yang jelas dan tetap yang dirasakan menjadi penting dan terpadu dengan tujuan
individu. Oleh karena itu, semakin tinggi kepuasan kerja semakin tinggi pula
prestasi kerja yang dicapai, begitu pula sebaliknya apabila rendah kepuasan
kerja 18 seorang pegawai maka semakin rendah pula prestasi kerja yang dicapai.
Hal ini terjadi karena prestasi kerja
merupakan ukuran suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan kepadanya.Malayu S.P. Hasibuan (2005 ; 93). Dari
pendapat beberapa ahli diatas maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa prestasi
kerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai oleh seorang pegawai yang sudah
dibebankan kepadanya menurut ukuran yang berlaku dengan tanggung jawab yang
telah diberikan, dan suatu proses untuk mengetahui tingkat kerja pegawai satu
dengan kinerja pegawai lainnya. Dari beberapa defenisi diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi kerja pegawai merupakan kemampuan seorang pegawai
dalam usaha mencapai hasil kerja yang ingin dicapai sebagai pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab yang diberikan pimpinan kepaanya dalam mencapai tujuan
organisasi.
1. Tujuan Prestasi Kerja.
Adapun tujuan penilaian prestasi kerja
adalah :
1. Perbaikan Prestasi Kerja Umpan balik
pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer, dan departemen personalia
dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi.
2. Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan
kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3. Keputusan-Keputusan Penempatan 19
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu
atau antisipasinya.Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap
prestasi kerja masa lalu.
4. Kebutuhan-Kebutuhan Latihan Dan
Pengembangan Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan
latihan.Demikian juga prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang
harus dikembangkan.
5. Perencanaan Dan Pengembangan Karier
Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan kraier, yaitu tentang
jenjang karier tertentu yang harus diteliti.
6. Penyimpangan-Penyimpangan Proses
Staffing Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkam kekuatan atau
kelemahan prosedur staffting departemen personalia.
7. KetidakAkuratan Informasional
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkkan kesalahan-kesalahan informasi
analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia atau komponen- komponen
lain sistem informasi manajemen personalia.Menguntungkan diri pada informasi
yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan - keputusan personalia yang
diambil tidak tepat.
8. Kesalahan-Kesalahan Desain Pekerjaan
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain
pekerjaan.Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tertentu.
9. Kesempatan Kerja Yang Adil Penilaian
prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan
internal diambil tanpa diskriminasi.
10. Tantangan-Tantangan Eksternal
Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar lingkungan
kerja, seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial atau masalah- masalah
pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi departemen personalia mungkin dapat
menawarkan bantuan.
Handoko, T. Hani (2004;135) Dasar-dasar
penilaian penentuan prestasi kerja yaitu antara lain :
1. Tanggung jawab Sebagai bentuk prestasi
kerja pegawai, apapun yang dilakukan oleh pegawai pada pekerjaannya maka ia
wajib mempertanggung jawabkannya.
2. Kedisiplinan Setiap pegawai dituntut
untuk disiplin baik dalam kehadirannya maupun dalam melaksankan tugasnya.
3. Kejujuran dan loyalitas Kejujuran dan
loyalitas sangan dibutuhkan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas
yang telah dibebankan kepadanya dengan cepat dan tepat waktu.
4. Kerjasama Kerja sama sangat diperlukan baik
diluar kantor maupun didalam kantor agar terciptanya suasanan yang harmonis dan
setiap pegawai bisa saling membantu terhadap pekerjaan yang satu dan yang
lainnya dan untuk meminta solusi terhadap pekerjaan yang kurang dimengerti.
5. Kepemimpinan Seorang pemimpin harus
mempunyai gaya kepemimpinan untuk memimpin bawahannya, karena gaya kepemimpinan
akan mempengaruhi kondisi dalam kantor atau instansi.
6. Senioritas Penentuan prestasi kerja
juga dapat dilihat dari senioritas (senior) seorang pegawai, karena kemampuan
seorang pegawai dalam menyelesaikan tugasnya,pegawai yang lebih senior yang
lebih paham dibandingkan pegawai yang baru (junior)Basir, Barthos (2005 ; 121)
2.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Prestasi Kerja.
Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pretasi kerja pegawai agar dapat mencapai prestasi yang baik yaitu
Handoko, T. Hani(2000 ; 54) 2.3.1. Kompensasi Kompensasi juga berpengaruh dalam
meningkatkan prestasi kerja pegawai, karena dengan adanya kompensasi yang
diberikan akan mempengaruhi prestasi kerja dan semangat kerja seorang pegawai.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa
untuk kerja mereka Handoko, T. Hani(2004 ; 135).
Kompensasi adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. (Hasibuan,
2009:118) Kompensasi adalah semua bentuk kembalian (return) finansial,
jasa-jasa, tunjangan-tunjangan yang diperoleh karyawan sebagai bagian dari
sebuah hubungan kepegawaiannya. (Tim Mitra Bestari, 2005:119) Kompensasi adalah
penghargaan atau imbalan langsung maupn tidak langsung financial maupun non
financial yang adil dan layak kepada karyawan sebagai balasan atas
kontribusi/jasanya terhadap pencapaian tujuan organisasi. (Marwansyah,
2010:269) Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas
jasa kerja mereka selama mengabdi pada perusahaan yang dapat berupa kompensasi
langsung maupun kompensasi tidak langsung. (Sedarmayanti 2010: 239)
Komponen-komponen kompensasi sebagai
berikut : (Simamora, 2004:445)
a. Gaji dan upah Gaji diterima oleh
tenaga manajerial dan tata usaaha atas sumbangan jasanya, yang mennerima uang
dalam jumlah tetap berdasarkan tarif mingguan, bulan, dan tahun. Sedangkan upah
diterima oleh buruh dan karyawan operasional atas sumbangan jasa-jasanya yang
dihitung berdasarkan tarif perjam, harian, atau persatuan produk.
b. Insentif Insentif adalah tambahan kompensasi
diluar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Program insentif sesuai
dengan memberikan bayaran tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan,
keuntungan, atau upaya pemangkasan biaya. Tujuan utama program intensif adalah
mendorong dan mengimbali produktivitas karyawan dan efektifitas biaya.
c. Tunjangan Contoh tunjangan adalah asuransi
kesehatan dan jiwa, liburan yang ditanggung perussahaan, program pensiun dan
tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian.
d. Fasilitas Contoh-contoh fasilitas
adalah kenikmatan atau fasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub,
tempat parkir khusus. Fasilitas yang mewakili jumlah subtansial dari
kompensasi, terutama bagi eksekutif yang dibayar mahal.
Tujuan kompensasi. Adapun tujuan dari
pemberian kompensasi adalah sebagai berikut :Handoko,T. Hani (2004 ; 156)
1.
Memperoleh personalia yang qualified
2.
Mempertahankan para karyawan yang ada sekarangMenjamin keadilan
3.
Menghargai prilaku yang diinginkan
4.
Mengendalikan biaya-biaya
5.
Memenuhi peraturan-peraturan legal.
3.Pelatihan dan
Pengembangan
Menurut Handoko (2004;104) pengertian
latihan dan pengembangan adalah berbeda. Latihan (training) dimaksudkan untuk
memperbaiki penguasaan berbagal ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja
tertentu, terinci dan rutin. Yaitu latihan rnenyiapkan para karyawan (tenaga
kerja) untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sekarang. Sedangkan pengembangan
(Developrnent) mempunyai ruang lingkup Iebih luas dalam upaya untuk memperbaiki
dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dlan sifat-sifat kepribadian.
Istilah pelatihan ditujukan kepada
pegawai pelaksana dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
teknis, sedangkan pengembangan diperuntukkan bagi pegawai tingkat manajerial
dalam rangka meningkatkan kemampuan konseptual, kemampuan dalam pengambilan
keputusan, dan memperuluas human relation.Mangkunegara (2009 ; 44) Adapun
tujuan dari pengembangan dan pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengembangkan keahlian, sehingga
pekerjaan terselesaikan dengan cepat dan efektif.
2. Untuk mengembangkan pengetahuan,
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan rasional.
3. Membina karyawan untuk mengembangkan
sikap, sehingga menimbulkan kemampuan kerja Komponen pengembangan dan pelatihan.
C. Pengembangan
Karir Pegawai.
Dari
pendapat para Pakar atau Ahli dibidang MSDM tentang pengembangan karier,
berikut adalah definisi dari Pengembangan Karier.
·
Menurut Vithzal Rivai (2009 : 274 ) :
Pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan
kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang di inginkan.
·
Menurut T. Hani Handoko ( 2003 : 123 )
Pengembangan karir merupakan peningkatan pribadi yang
dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir.
· Pengembangan
karir adalah perubahan nilai-nilai, sikap dan motivasi yang terjadi pada
seseorang, karena dengan penambahan/ peningkatan usianya akan menjadi semakin
matang. Dari pengertian ini, focus pengembangan karir adalah peningkatan
kemampuan mental, yang terjadi karena pertambahan usia. Perkembangan mental itu
dapat juga berlangsung selama seseorang menjadi pekerja pada sebuah organisasi,
yang terwujud melalui pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas pokoknya.
· Pengembangan
karir adalah suatu usaha dilakukan secara formal dan berkelanjutan dengan
difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja.
Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan karir merupakan suatu proses dalam peningkatan dan penambahan
kemampuan seseorang karyawan yang dilakukan secara formal dan berkelanjutan
untuk mencapai sasaran dan tujuan karirnya.
Pengembangan karir merupakan tanggung jawab suatu
organisasi yang menyiapkan karyawannya dengan kualifikasi dan pengalaman
tertentu, agar pada waktu yang dibutuhkan organisasi sudah memiliki karyawan
dengan kualifikasi tertentu. Jadi yang dilakukan karyawan adalah bekerja sebaik
mungkin, mengikuti semua pelatihan yang diberikan, menunggu kesempatan kenaikan
jabatan dan biasanya menurut saja menduduki jabatan yang ditawarkan oleh
perusahaan. Pengembangan karir pada umumnya berupa kenaikan karier secara vertikan
dari satu jenjang pekerjaan tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi seseorang
diharapkan mendalami suatu bidang pekerjaan tertentu kemudian menduduki jabatan
manajerial.
Dari berbagai bentuk dari pengembangan karir, yang
dapat kami sebutkan dari berbagai sumber, ialah
·
Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan merupakan usaha meningkatkan
kemampuan kerja yang dimiliki karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan
keterampilannya. Pendidikan menekankan pada penekanan keahliah teoritis, konseptual,
dan moral karyawan. Sedangkan pelatihan lebih menekankan pada peningkatan
keterampilan teknik pelaksanaan karyawan. Pelatihan yang diberikan kepada
karyawan operasional, sedangkan pendidikan diberikan pada karyawan manajerial
·
Mutasi/Transfer
Mutasi atau yang dkenal dengan mutasi personal
diartikan sebagai perubahan posisi/jabatan/pekerjaan tempat kerja dari seorang
tenaga kerja yang dilakukan baik secara vertikal maupun horisontal. Mutasi
secara vertical mengandung arti bahwa tenaga kerja yang bersangkutan
dipindahkan pada posisi/jabatan/pekerjaan yang lebih tinggi dari sebelumnya,
yang biasanya diikuti dengan perubahan dari wewenang dan tanggung jawabnya,
status, kekuasaan, dan pendapat baik ke tinggi yang lebih tinggi maupun
tinggkat yang lebih rendah. Mutasi Vertikal terdiri atas :
a.Promosi, Suatu Promosi diartikan sebagai perubahan
posisi/jabatan dari tingkat yang lebih rendah ketingkat yang lebih tinggi.
Perubahan ini biasanya akan di ikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak
serta status sosial seseorang.
b. Demosi, Merupakan suatu bentuk mutasi vertikal
yang berupa penurunan pangkat/posisi/jabatan pekerjaan ke tingkat yang lebih
rendah.
c.Penangguhan Kenaikan Pangkat, penangguhan kenaikan
pangkat terjadi sebagai akibat dari ketidak mampuan seorang tenaga kerja
melaksanakan tugas dalam jabatannya, karena pelanggaran disiplin, atau terkena
hukuman pidana.
d. Pembebastugasan, pembebasan tugas atau lebih
dikenal dengan skorsing merupakan bentuk mutasi vertikal yang dilakukan dengan
membebastugaskan seorang tenaga kerja dari psoisi/jabatan didalam pekerjaannya,
akan tetapi masih memperoleh pendapatan secara penuh.
e. Pemberhentian, pemberhentian atau retiring
merupakan bentuk mutasi vertikal yang paling akhir berupa pemberhentian seorang
tenaga kerja dari pososo/jabatan didalam pekerjaannya, yang sekaligus diikuti
dengan pemutusan hubungan kerja dan pemberhentian pembayaran pendapatannya
(upah/gaji)
Sedangkan mutasi horisontal mengandung arti terjadinya
perubahan jabatan/posisi namun dalam level/tingkatan yang sama, yang berubah
hanyalah bidang tugas atau areal tempat tugasnya, di ikuti dengan eprubahan
tingkat wewenang dan tanggung jawabnya, status, kekuasaan dan pendapatannya.
Mutasi horisontal terdiri atas :
a. Job Rotation, Suatu job rotation atau
perputaran jabatan merupakan suatu bentuk mutasi personal dengan tujuan antara
lain untuk menambah pengetahuan seseorang tenaga kerja dan menghindari
terjadinya kejenuhan. Bentuknya adalah tour of area, tour of duty, dan
rehabilitasi. Dan mutasi ini kebanyakan atas kehendak/keinginan tenaga kerja
yang bersangkutan.
b.Production Transfer, suatu bentuk mutasi horisontal
yang ditujukan untuk mengisi kekosongan pekerja pada suatu posisi/jabatan
tertentu yang harus segera diisi agar kontinusitas produksi dan pengingkatannya
dapat terjamin. Mutasi ini banyak terjadi atas prakarsa organisasi sendiri,
misal karena alasan untuk meningkatakan produktivitas, reorganisasi, dan alasan
lainnya.
c.Replacement Transfer, suatu bentuk mutasi horisontal
yang ditujukan untuk mempertahankan tenaga kerja yang berpengalaman dengan cara
mengganti pekerja yang baru.
d.Remedial Transfer, merupakan bentuk mutasi
horisontal yang bertujuan untuk menempatkan seorang tenaga ekrja pada jabatan
yang sesuai dengan kondisi kerja yang bersangkutan.
Dari pemaparan diatas, kesempatan untuk mengembangkan
karier didalam organisasi/perusahaan mempunyai dasar-dasar tertentu mengapa
jabatan yang diduduki bisa berubah kejabatan lainnya, entah naik ataupun turun.
Dasar-dasar dari tersebut adalah
· Kecapakan kerja dari tenaga kerja tersebut,
dimana kecakapan kerja apabila meningkat pasti akan menignkat juga jabatannya.
Apabila kecakapannya belum mencukupi, pasti organisasi/perusahaan tersebut
memberi pelatihan agar kecakapan tersebut bisa membaik.
· Senioritas dari sebuah organisasi/perusahaan,
dimana senioritas ini lebih banyak berdominan sebagian besar di wilayah kita
ini. Senior dianggap lebih mempunyai kecakapan yang lebih banyak dari pada
junior. Tetapi menurut kami kecakapan senioritas belum tentu labih baik dari
pada junior nya.
· Sistem kecakapan dan senioritas, mungkin
didalam dasar ini lebih baik dari pada yang diatasnya. Dimana senior dan
mempunyai kecakapan yang lebih tinggi akan mendapatkan jabatan yang tinggi,
karena senior lebih tau bagaimana yang akan dilakukan didalam sebuah
organisasi/perusahaan tersebut.
Pengembangan karir seharusnya tidak hanya tergantung
pada usaha individu saja, karena tidak selalu sesuai dengan kepentingan
organisasi. Petinggi organisasi tersebut haruslah mendesai program dalam
mengembangkan karir para pegawainya, setiap organisasi harus
menyusun perencanaan karir, pengarahan, dan pengembangan. Dalam perencanaan
karir, adalah suatu proses yang dapat ditempuh oleh seseorang karyawan untuk
memilih sasaran karir dan jalur yang dapat dilalui untuk sampai ke sasaran
tersebut.
Didalam pengarahan, organisasi tersebut harus
menyelenggarakan konseling karir, agar tenaga kerja mampu mendapat pengarahan
kemana akan melangkah dalam organisasi tersebut, dan tenaga kerja tersebut
dapat mengetahui informasi apa yang terdapat dalam organisasi tersebut, dan ada
pengumuman apa tentang pengembangan karir para pegawai.Dalam fase pengembangan
tenggang waktu yang diperlukan pekerja untuk persyaratan yang memungkinkannya
melakkan gerak dari suatu posisi ke posisi lain yang menginginkannya, kegiatan
tersebut antara lain,
· menyelenggarakan
system mentor
· pelatihan
· rotasi jabatan
· program
beasiswa/ikatan dinas
Dari pengembangan karir pegawai, mempunyai tujuan dan
manfaat yang dicapai oleh organisasi maupun individu (pekerja), antara lain
· Membantu
pencapaian tujuan individu dan perusahaan.
· Menunjukkan
hubungan kesejahteraan karyawan, yang artinya perusahaan merencanakan karir
karyawan dengan meningkatkan kesejahteraannya agar karyawan lebih tinggi
loyalitasnya.
· Membantu karyawan
menyadari kemampuan potensi mereka, pengenmabangan karir membantu menyadarkan
karyawan akan kemampuan untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan
potensi dan keahliannya.
· Memperkuat
hubungan antara karyawan dan perusahaan.
· Membuktikan
tanggung jawab sosial, cara ini menciptakan iklim kerja yang positif dan
karyawan menjadi lebih bermental sehat.
· Membantu
memperkuat pelaksanaan program perusahaan.
· Menggiatkan
analisis dari kesleuruhan karyawan.
· Menggiatkan suatu
pemikiran jarak waktu yang panjang, hal ini karena penempatan suatu posisi
jabatan memerlukan persyaratan dan kualifikasi yang sesuai dengan posisinya.
Pengembangan akrir juga pada dasarnya memiliki manfaat
yang hampir sama dengan apa yang dikemukakan diatas, namun manfaat pengembangan
ini ada kekhususan karena sudah menyangkut kegiatan pendidikan dan latihan.
D.
Hubungan Pelatihan dan Pengembangan Prestasi Kerja
Terhadap Karir Pegawai
Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa
pelatihan dan pengembangan prestasi kerja memiliki hubungan dalam membentuk
karir pegawai yang baik, karena karir pegawai akan terbentuk dengan baik jika
pelatihan serta pengembangan prestasi kerja digalakan dan sesuai dengan
kebutuhan yang dirasakan pegawai. Jadi saling terkait satu dengan yang lain.
E. Pelatihan dan Pengembangan Prestasi Dari Sudut Pandang PLS
Pendidikan Luar Sekolah (bahasa inggris: out of school education) adalah
pendidikan yang dirancang untuk membelajarkan warga belajar agar mempunyai
jenis keterampilan dan atau pengetahuan serta pengalaman yang dilaksanakan di
luar jalur pendidikan formal (persekolahan).Pendidikan Luar Sekolah yaitu
merupakan jalur pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,penambah dan
atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan. PLS adalah
segenap bentuk pelatihan yang diberikan secara terorganisasi di luar pendidikan
formal. Misalnya, kursus keterampilan.
Adapun yang dimaksud pelatihan disini ialah untuk meningkatkan SDM
melalui pelatihan serta pengembangan prestasi kerja sehingga dapat membentuk
karir pegawai yang cemerlang. Sesuai dengan pedoman PLS itu sendiri sebagai suatu kegiatan pendidikan yang
terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri
maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk
memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan belajar. untuk
meningkatkan kemampuan warga masyarakat/warga belajar yang penekanannya pada
penguasaan keterampilan fungsional sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Sehingga pengaruh program pelatihan dan pengembangan prestasi kerja
terhadap karir pegawai pada lembaga pemasyarakatan wanita kelas II A kota
Tangerang merupakan kegiatan yang berbasis dari PLS.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,Suhaemi
dan abdul jabar, Cepi Safrudin, (2009),
Evaluasi
Program Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Dirjen
PLSP,(2004),Pedoman Penyelenggaraan
Program Kecakapan Hidup(life skill) Pendidikan Non Forma,Jakarta:Ditjen PLSP.
Harefa,Adrias,Kaswan,(2011),Pelatihan dan
Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM,Bandung:Alfabeta,cv.
Bungin,Burhan, (2010),Metodologi Penelitian
Kualitatif,Jakarta:Rajawali
Pers.
Harefa,Andrias,(2000),Menjadi Manusia
Pembelajar, Jakarta:Kompas.
Plsjember.blogspot.com.(2009).
Program Pendidikan Luar Sekola, diakses 23
Agustus 2015 dari http://www.plsjember.blogspot.com
Lifeskill.blogspot.com.
program kecakapan hidup serta manfaat, diakses 23 Agustusl 2015 dari http://www.programlifeskilldandampaknya.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar